Di rumah, kedatangan keluarga
dari nyonya rumah, karena tempat yang dituju masih lumayan jauh, kupaksakan
untuk menginap saja di gubugku. Alhamdulillah... dari ngalor ngidul sampe jam 2
malam, banyak tips dan trik yang aku dapet seputar si snakehead alias ikan
bulat bin Gabby bin Gayus bin Roan bin Haruan bin Gabus ini. Seputar jam
makannya, tempat tinggalnya dan sifat serta kebiasaan buruanku ini.
Ealah... jam 4
subuh aku udah terbangun lagi, karena belum pernah lempar kodok pagi-pagi,
akhirnya aku nekad lagi solo trip. pas jam 5 aku berangkat, setengah jam
kemudian aku udah sampai di spot kedua yang kemarin aku kunjungi. Seting
piranti dan kali ini aku menurunkan jeng Tiny yg kemaren sempat bebeapa kali
mocel. Baru dua kali lemparan udah disambar sama si Gayus. hookup sempurna dan
strike. Ngga biasanya Jeng tiny jadi tajir begini, soalnya semalam atas anjuran
sang tamu yang menginap, hook si tiny kuasah lagi. Dan aseeekkkk.... ampuh
memang.
Di titik pertama aku berhasil
menaikan 1 gabus ukuran sedang. masih pada tempat yang sama, hanya saja aku
bergerak agak ke ujung, ke tempat yang kemarin belum sempat kulepar lure.
Hampir belasan kali lempar, yang ada hanya gayus gayus junior, yang landed
hanya dua ekor lantas langsung kurealese kembali ke parit yang lebih
kecil.
Setelah puas lempar lemparan. Aku
berpindah ke tikik kedua. Dari atas jembatan kecil di atas parit, aku melempar
kodok seajuh jauhnya ke arah hilir parit, mencoba menyisir tepi-tepi parit yang
dipenuhi tanaman khas seperti pakis dan sebagainya. Baru beberapa kali putaran
rell, sambaran dahsyat datang dari arah semak. Karena ngga menyangka mendapat
sambaran sedemikian hebatnya, spontan joran kugetak. Si Gabus meloncat beberapa
kali mencobal melepaskan diri... pada loncatan ketiga, akhirnya si gabus
terlepas dari hook yang ada di body jeng tiny.
Pada saat akan melakukan lemparan
kedua, kuperhatikan snap/peniti ternganga lebar. Langsung aku ganti yang baru.
Karena kuperkirakan si gayus tadi udah ngacir entah kemana, kali ini lemparan
kuarahkan agak ke tengah. Ketika jeng tiny hampir mencapai ujung
rumput-rumputan yang tumbuh di samping parit, kembali sebuah sambaran, yang
sepertinya lebih dahsyat dari sambaran pertama menenggelamkan jeng tiny. Kali
ini kau tak mau tergopoh-gopoh. pada hitungan kira-kira 3 atau 4 detik,
disertai tali pe yang mulai mengencang di tarik si gayus, aku menggetak joran
sekuatnya. Strikeeeeeee.... kali ini seluruh body jeng tiny lenyap di dalam
mulut si gayus, pertanda hookup sempurna. Selang bebrapa saaat kemudia si gayus
ukuran mama ini berhasil landed.
Setelah beberapa kali lemparan
selanjutnya tak mendapat sambaran, aku bergerak ke parit di sebelah parit
pertama yang agak bersih dari semak, haya ada beberapa teratai di satu dua
tempat. Bergerak hingga ke ujung sampai mencapai pintu air, terus berbelok ke
kanan ke cabang parit, tak ada satupun sambaran. Istirahat sejenak dan
selanjutnya aku pindah ke titik ke tiga, titik terakhir di spot ini yang bisa
buat lempar-lemparan kodok, karena selebihnya, parit ini dimulai dari muara
hingga sampai ketitik ketiga dan di ujung titik ini dipenuhi semak belukar.
Spot sepert ini membuat jeng tiny ogah terbang, karena hampir ngga terlihat air
untuk tempatnya berenang. Lebih cocok untuk 'kotekers" alias tegeg mania
dengan umpan kodok hidup. Di sini aku berhasil menaikan 2 mama da 3 gayus
ukuran sedang. Hingga jam 7 pagi tak ada lagi sambaran.
Karena masih pagi, apa salahnya
ku fikir untuk jalan-jalan ke spot lama. Parit berkat, parit yang memanjang
sepanjag jalan menuju ke dermaga penyebrangan. Berdasrkan cerita dari salah
satu rekan mancingerku, bro Yudhie Bho... sampailah motorku ke gerbang
perbatasan kabupaten, dimana berakhir pula jalan yang beraspal, dilanjutkan
dengan jalan rabat beton. Baru sekitar 3 menit perjalanan, didepan kulihat dua
buah mobil kepayahan untuk berpapasan. Kuputuskan untuk balik putar haluan.
Aku mampir di salah satu warung
dekat gerbang. Ngobrol dan berbasa basi alakadarnya dengan pemilik warung.
Pesan minum dan cemilan. Setelah kurasa istirahatku cukup. Aku kembali
melakukan beberapa kali lempara di seberang warung, sayang, ngga ada sama
sekali sambaran. Begitu seterusya hingga sampai ke Parit Timur.
di sepanjang parit timur hanya
ada satu sambaran kecil. sampai dipertengahan jalan, aku berbalik lagi menuju
jalan raya. Setelah sampai di Parit Toman, aku masuk kembali hingga tembus ke
parit jawi. Karena air udah surut benar, dan mura-muara pait kecil kering, aku
hanya melempar kodok di bebrapa tempat. Pun nihil sambaran. Tak terasa udah jam
10 pagi. Kuputuskan untuk menyudahi solo trip kali ini dengan perolehan cukup
memuaskan, disamping itu juga, aku akhirnya sampai ke parit timur dan parit
toman.
test koment lah boss
ReplyDelete